Baju Lebaran Dari Ibu

Lebaran… Yang berhari raya….
Siapakah yg berhari raya?
Siapakah yang memperoleh kemenangan itu?

Lebaran… Jadilah manusia baru, manusia yang lulus dari kawah candradimuka yang bernama ramadhan… yang kembali suci, FITRI.
Kitakah orangnya? Semoga ya, aamiiin yaa robbal alamiiin.

Berlebaran, baju tak harus baru, tak harus mahal, tak harus ikuti tren. Yang penting bersih dan rapi.

Waktu masih kecil dulu, untuk urusan baju, paling sering dibuatin oleh ibu. Kami jarang membeli baju jadi, karena ibu suka menjahit dan sering membuatkan kami baju lebaran πŸ™‚

Biasanya sebelum dibuatkan baju, ayah dan ibu mengajak kami jalan-jalan santai ke beberapa mall yang ada di kota kami. Alhamdulillah rumah kami terletak di tengah kota, sehingga untuk datang ke mall, terbilang cukup dekat dan mudah.

Setelah sampai di mall, biasanya kami melihat-lihat model baju dan menyampaikan ke ibu model baju seperti apa yang kami suka/inginkan. Ada juga baju yang kami desain sendiri loh. Ibu akan memberi masukan tentang itu, juga bahan yang dibutuhkan agar baju yang kami inginkan jadi bagus.

 

Sepulangnya, kami mampir ke toko kain untuk membeli bahan untuk dibuatkan baju oleh ibu. Ada beberapa toko yang sudah jadi langganan ibu sejak lama. Ibu sudah hafal ukuran baju kami, sehingga kebutuhan kainnya perlu berapa meter, ibu bisa mengira-ngira sendiri πŸ˜€

Pernah juga kami anak-anak yang perempuan ini dibuatkan baju lebaran kembaran. Baju buatan ibu bagus, simple dan lucu-lucu untuk usia anak-anak. Makanya beberapa baju ada yang bisa diturunkan sampai ke cucunya (anak saya), tanpa khawatir ketinggalan jaman.

Ini salah satu baju buatan ibu untuk saya, yang diteruskan ke anak saya πŸ˜€ Alhamdulillah awet ❀

 

Saat ibu memotong kain, menjahitnya, sampai baju selesai dibuat, saya sering memperhatikan (ngerecokin hehehe) ibu. Pokoknya kalo ibu lagi jahitin baju untuk saya, biasanya saya akan terus setia menemani ibu menjahit dengan duduk disebelahnya hehehe. Gak sabar pingin segera jadi soalnya πŸ˜€ Dasar anak-anak yaaa hehehe πŸ˜€

Alhamdulillah, dari situ secara tidak langsung saya belajar cara membuat baju, yang akhirnya membuat saya ingin menjadi seperti ibu, membuatkan baju untuk anak-anak saya sendiri πŸ™‚

Alhamdulillah sudah 8 tahunan terakhir ini, baju lebaran anak-anak tidak perlu membeli, karena sudah bikin sendiri πŸ˜€ #ehemmm

Seragam TKnya mas dibuatin bunda πŸ™‚
Baju lebaran buatan bunda 6 tahun yang lalu πŸ˜€ Krucil masih imut-imutttt πŸ˜€

 

Dari belajar menjahit secara otodidak ini (hasil ngamatin ibu hehe), saya juga pernah membuat mukena sendiri dan baju boneka saat masih duduk di kelas 3an SD. Termasuk menghiasnya dengan sulam pada mukena saya 😎

Secara tidak sadar, kemampuan itu terasah sedikit demi sedikit. Diantaranya dengan membuat baju boneka yang kemudian dijual ke teman-teman dengan bayaran karet gelang πŸ˜€ Setelah terkumpul banyak karet gelang, kami ronce untuk dijadikan tambang permainan loncat tali bareng teman-teman di halaman rumah πŸ˜€

Tak terduga, dari hobi ini jugalah saya bisa memiliki usaha memproduksi baju sendiri dalam jumlah yang terbatas/limited, sehingga produk tersebut tidak pasaran πŸ™‚

Salah satu model tunik jualan saya πŸ™‚

 

Salah satu model kaos polo muslimah jualan saya juga πŸ™‚

 

Spesial request kaos anak, dll πŸ™‚

β€œJika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Alhamdulillah, saat lebaran 2017 lalu, saat ibu masih ada… saat itu 12 Juli 2017, saya hendak balik dari mudik. Sejak SMA saya sudah tidak pernah menjahit lagi karena sibuk sekolah, bekerja, dll. Ibu sudah lama sekali tidak melihat saya menjahit.

Dan lebaran saat itu saya sengaja membawa serta mesin jahit ke kampung halaman. Rencananya mau buatin baju seragam sekolah untuk keponakan yang mau masuk SMP. Spesial hehehe.

Saat saya menjahit 1 baju, yang ini baju yang lain yang saya jahit (bukan seragam sekolah keponakan), untuk pemanasan saja. Ibu melihat saya menjahit sampai bajunya selesai.

Ibu senang sekali ❀ dan bilang seolah-olah saya sudah ‘membuktikan’ pada ibu bahwa saya beneran bisa jahit hehehe. Meskipun kemaren-kemaren saya sudah cerita kalau saya jahit baju anak-anak sendiri, tapi ibu tidak melihat saya menjahit secara langsung, hanya saya perlihatkan baju yang sudah selesai saya jahit πŸ™‚

Setelah itu, ibu masuk ke kamar mengambil sesuatu untuk saya katanya… Ternyata sesuatu itu adalah buku catatan pelajaran menjahit milik ibu, waktu masih kursus dulu, yang disimpannya sejak SMA. Masyaallah!

Ibu memang termasuk orang yang rapi, teliti. Perimpen kalo orang jawa bilang, pintar dalam hal menyimpan barang. Mungkin mirip2 Marie Kondo hehehe πŸ™‚

Buku catatan pelajaran menjahit milik ibu saat masih kursus dulu, saat masih SMA

 

Setelah saya balik… hanya selang 3 hari… 15 Juli 2017 ibu meninggal ba’da subuh…

Tanggal 12 Juli saya balik dari mudik, tanggal 13 Juli masih capek istirahat, barang-barang masih belum dibongkar, kecuali pakaian kotor yang memang dipisahin. Tanggal 15 Juli pagi dapat kabar ibu meninggal… langsung balik ke kampung halaman lagi untuk ibu…

 

Semoga apa yang saya dapat dari ibu, ilmu dari ibu, menjadi manfaat dan keberkahan untuk saya dan juga ibu. Menjadi amalan jariyah ibu yang terus mengalir meskipun beliau sudah meninggal. Semoga Allah SWT memuliakan ayah dan ibu. Aamiin aamiin yaa robbal alamiiin.

 

3 respons untuk β€˜Baju Lebaran Dari Ibu’

Add yours

Tinggalkan Balasan ke Hastira Batalkan balasan

Blog di WordPress.com.

Atas ↑